2017/08/02 10:25
Gelak tawa dan kebersamaan ini telah terjadi sejak dulu, sejak kita masih kanak-kanak. Kita adalah sahabat, kita tlah seperti saudara, begitu dekat, dan mengerti satu sama lain. Sebut saja dia dengan nama Rama. Tak ada sedikitpun angan yang terlintas difikiran ku tuk merasakan cintanya, semua tlah berubah saat kita beranjak dewasa, disaat kita tlah mengenal apa itu arti sebuah kebersamaan yang didampingi dengan cinta. Saat dia mengatakan ingin mendampingi aku bukan sebagai sahabat ataupun saudara, sungguh tak pernah ku sangka, bimbang ku rasakan. Tapi, ku tak mau membuatnya terluka atau kecewa, ku putuskan untuk menerima permintaannya itu. Sejak saat itu, ada kebimbangan dalam hatiku, apakah ini semua keputusan yang benar, di satu sisi aku tak mau mengecewakan Rama, tapi di satu sisi dia baru saja mengakhiri hubungannya dengan salah seorang sahabatku sendiri, Reina. Hubungan ku ini, awalnya tak ada yang mengetahui, hanya aku dan Rama. Tapi, seiring berjalannya waktu, semuanya tahu, beegitupun Reina, awalnya aku takut jikalau dia marah dan membenciku. Tapi ternyata dia tak mengapa, dia tak marah ataupun benci kepadaku. Hubungan ku dengan Rama, awalnya baik-baik saja, tapi semenjak kita tak lagi satu sekolah, saat kita memilih sekolah yang berbeda, hubungan ku semakin jauh, dan aku merasa kita tlah jauh. Saat itu ku akui, hatiku tlah berpaling, dan setelah ku mengetahui hatinya juga tlah berpaling kepada yang lain, ku putuskan mengakhiri hubungan ini.
‘’ mungkin ini memang jalan terbaik buat kita berdua, kita memang tak bisa satu, sudah tak ada lagi kecocokan dalam hubungan kita, jadi lebih baik kita berhenti cukup sampai disini”